Tekanan Osmotik Larutan
– Dalam tulisan ini akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai pengertian
tekanan osmosis, dari sana muncul pengertian tekanan osmotik larutan.
Untuk sekedar pemahaman anda juga diberikan contoh perhitungan tekanan
osmotik larutan. Setelah itu akan dipaparkan aplikasi dari tekanan
osmotik. Untuk lebih jelasnya simak artikel mengenai tekanan osmotik
larutan berikut ini.
1. Pengertian Osmosis. Osmosis
adalah proses perpindahan larutan yang memiliki konsentrasi rendah
melalui membran semipermeabel menuju larutan yang memiliki konsentrasi
lebih tinggi hingga tercapai kesetimbangan konsentrasi. Pada proses
osmosis, molekul-molekul pelarut bermigrasi dari larutan encer ke
larutan yang lebih pekat hingga dicapai keadaan kesetimbangan
konsentrasi di antara kedua medium itu (lihat Gambar 1.7).
Gambar 1.7 Proses osmosis
Tekanan yang diterapkan untuk
menghentikan proses osmosis dari larutan encer atau pelarut murni ke
dalam larutan yang lebih pekat dinamakan tekanan osmotik larutan,
dilambangkan dengan π. Tekanan osmotik larutan berbanding lurus dengan
konsentrasi molar zat. Dalam bentuk persamaan dapat ditulis sebagai
berikut.
π ≈ M atau π = k M
k adalah tetapan kesetaraan yang
bergantung pada suhu. Untuk larutan encer harga k sama dengan RT, di
mana R tetapan gas dan T adalah suhu mutlak. Oleh karena kemolaran
memiliki satuan mol per liter larutan maka tekanan osmotik larutan dapat
dinyatakan sebagai berikut.
Keterangan:
π =Tekanan osmotik
M =Molaritas larutan
R = Tetapan gas (0,082 L atm mol–1K–1)
T =Suhu (K)
Contoh Menentukan Tekanan Osmotik Larutan
Berapakah tekanan osmotik larutan yang dibuat dari 18 g glukosa yang dilarutkan ke dalam air hingga volume larutan 250 mL? Diketahui suhu larutan 27°C dan R = 0,082 L atm mol–1 K–1.
Jawab:Berapakah tekanan osmotik larutan yang dibuat dari 18 g glukosa yang dilarutkan ke dalam air hingga volume larutan 250 mL? Diketahui suhu larutan 27°C dan R = 0,082 L atm mol–1 K–1.
Jumlah mol C6H12O6
Tekanan osmotik larutan: π=(n/V) RT
π = 0,1mol/0,25L × 0,082 L atm mol–1 K–1× 300 K
= 9,84 atm
Jadi, tekanan osmotik larutan sebesar 9,84 atm
Dengan diketahuinya tekanan osmotik
suatu larutan maka massa molekul relatif dari zat terlarut dapat
ditentukan. Hal ini dilakukan dengan cara menata ulang persamaan tekanan
osmotik menjadi:
Contoh Menentukan Massa Molekul Relatif dari Tekanan Osmotik
Sebanyak 0,01 g protein dilarutkan ke dalam air hingga volume larutan 25 mL. Jika tekanan osmotik larutan sebesar 1,25 mmHg pada 25°C. Hitunglah Mr protein.
Jawab:Sebanyak 0,01 g protein dilarutkan ke dalam air hingga volume larutan 25 mL. Jika tekanan osmotik larutan sebesar 1,25 mmHg pada 25°C. Hitunglah Mr protein.
Ubah besaran ke dalam satuan SI.
π =1,25 mmHg x (1 atm/760 mmHg) = 0,00164 atm
Mr protein = {0,01g/(0,00164 atm) (0,025L)} (0,082 L atm mol–1 K–1)(298K)
= 5.960 g mol–1
Jadi, massa molekul relatif protein adalah 5.960.
2. Aplikasi Tekanan Osmotik. Jika
dua buah larutan yang dipisahkan oleh membran semipermeabel memiliki
tekanan osmotik sama, kedua larutan tersebut isotonik satu dengan yang
lainnya. Jika salah satu larutan memiliki tekanan osmotik lebih besar
dari larutan yang lain, larutan tersebut dinamakan hipertonik. Jika
larutan memiliki tekanan osmotik lebih kecil daripada larutan yang lain,
larutan tersebut dinamakan hipotonik. Tekanan osmosik memainkan peranan
penting dalam sistem hidup. Misalnya, dinding sel darah merah berfungsi
sebagai membran semipermeabel terhadap pelarut sel darah merah.
Penempatan sel darah merah dalam larutan yang hipertonik relatif
terhadap cairan dalam sel menyebabkan cairan sel keluar sehingga
mengakibatkan sel mengerut.
Proses pengerutan sel seperti ini disebut krenasi. Penempatan
sel darah dalam larutan yang hipotonik relatif terhadap cairan dalam
sel menyebabkan cairan masuk ke dalam sel sehingga sel darah merah akan
pecah. Proses ini dinamakan hemolisis. Seseorang yang
membutuhkan pengganti cairan tubuh, baik melalui infus maupun meminum
cairan pengganti ion tubuh harus memperhatikan konsentrasi cairan infus
atau minuman. Konsentrasi cairan infus atau minuman harus isotonik
dengan cairan dalam tubuh untuk mencegah terjadi krenasi atau hemolisis.
Contoh osmosis yang lain di antaranya sebagai berikut.
a. Ketimun yang ditempatkan dalam larutan garam akan kehilangan airnya akibat osmosis sehingga terjadi pengerutan;
b. Wortel menjadi lunak akibat kehilangan air karena menguap. Ini dapat dikembalikan dengan merendam wortel dalam air. Wortel akan tampak segar karena menyerap kembali air yang hilang.
a. Ketimun yang ditempatkan dalam larutan garam akan kehilangan airnya akibat osmosis sehingga terjadi pengerutan;
b. Wortel menjadi lunak akibat kehilangan air karena menguap. Ini dapat dikembalikan dengan merendam wortel dalam air. Wortel akan tampak segar karena menyerap kembali air yang hilang.
2. Osmosis Balik. Proses
osmosis suatu larutan dapat dihentikan. Proses osmosis juga bahkan
dapat dibalikkan arahnya dengan menerapkan tekanan yang lebih besar dari
tekanan osmosis larutan. Proses ini dinamakan osmosis balik.
Osmosis balik berguna dalam desalinasi (penghilangan garam) air laut
untuk memperoleh air tawar dan garam dapur, seperti dapat dilihat pada
Gambar 1.8.
Gambar 1.8
(a) Alat desalinasi air laut melalui osmosis balik.
(b) Alat desalinasi tersusun atas silinder-silinder yang dinamakan permeator, yang mengandung jutaan serat berongga kecil.
(c) Dengan adanya tekanan, air laut masuk ke dalam permeator dan masuk ke dalam serat berongga sehingga ion-ion garam dapat dipisahkan dari air laut.
(b) Alat desalinasi tersusun atas silinder-silinder yang dinamakan permeator, yang mengandung jutaan serat berongga kecil.
(c) Dengan adanya tekanan, air laut masuk ke dalam permeator dan masuk ke dalam serat berongga sehingga ion-ion garam dapat dipisahkan dari air laut.
Penerapan tekanan dari luar yang
melebihi nilai π menyebabkan terjadinya osmosis balik. Pada proses
desalinasi, molekul-molekul air keluar dari larutan meninggalkan zat
terlarut. Membran yang dapat digunakan untuk proses osmosis balik adalah
selulosa asetat. Membran ini dapat dilewati oleh molekul air, tetapi
tidak dapat dilewati oleh ion-ion garam dari air laut.
Contoh Menentukan Tekanan Luar pada Proses Osmosis Balik
Air gula (C12H22O11)
memiliki konsentrasi 0,5 M. Berapakah tekanan minimum yang harus
diterapkan pada air gula 0,5 M untuk memisahkan gula dari pelarutnya
secara osmosis balik pada 25°C?
Jawab:
Tekanan minimum adalah tekanan luar yang setara dengan tekanan osmotik larutan.
π = (0,5 mol L–1)(0,082 L atm mol–1 K–1)(298K)
π = 4,018 atm
Tekanan minimum adalah tekanan luar yang setara dengan tekanan osmotik larutan.
π = (0,5 mol L–1)(0,082 L atm mol–1 K–1)(298K)
π = 4,018 atm
Jadi, tekanan luar yang diperlukan agar
terjadi osmosis balik harus lebih besar dari 4,018 atm. (jika tekanan
luar sama dengan π, tidak terjadi osmosis balik, tetapi hanya
sampaimenghentikan tekanan osmotik larutan).